EVENT TRADISI BETAWI, PALANG PINTU, GAMBANG KROMONG, TANJIDOR & LENONG - BANG SALIH EVENT TRADISI BETAWI, PALANG PINTU, GAMBANG KROMONG, TANJIDOR & LENONG

EVENT TRADISI BETAWI, PALANG PINTU, GAMBANG KROMONG, TANJIDOR & LENONG


 

Indonesia memiliki keanekaragaman suku dan budaya yang sangat banyak dan menarik untuk dieksplor, salah satunya adalah budaya dan tradisi Suku Betawi yang masih eksis hingga saat kini.

Masyarakat Betawi menjaga dan mempertahankan tradisi leluhur tersebut karena nilai-nilai tradisi yang mengajarkan makna kehidupan manusia untuk saling menjaga kerukunan satu sama lain.



Tradisi Palang Pintu merupakan tradisi yang berisi laga pencak silat, adu pantun, hingga pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan salawat.

Palang Pintu merupakan tradisi yang menjadi bagian dari upacara pernikahan masyarakat Betawi. Palang pintu menggabungkan seni beladiri dengan seni sastra pantun. Dalam tradisi ini, jawara yang bertindak sebagai perwakilan mempelai laki-laki dan perempuan akan saling menunjukan kemampuan memperagakan gerakan silat dan melontarkan pantun satu sama lain.

Tradisi palang pintu menyimbolkan ujian yang harus dilalui mempelai laki-laki untuk meminang pihak perempuan. Jawara dari daerah asal laki-laki harus bisa mengalahkan jawara yang berasal dari daerah tempat tinggal perempuan.

Hal ini sesuai dengan pelaksanaannya di mana rombongan mempelai laki-laki harus melewati hadangan tantangan yang diberikan oleh pihak perempuan. Sementara itu, berbalas pantun dimaknai sebagai manifestasi dari diplomasi. Palang Pintu juga berfungsi untuk mendekatan hubungan antar kampung dan antar keluarga.

"Palang" dalam bahasa Betawi sendiri artinya penghalang terhadap sesuatu supaya tidak bisa lewat dan "Pintu" diartikan pembuka atau tempat masuk kedalam sesuatu tempat atau hubungan.

Palang Pintu dijadikan sebagai pembuka halangan orang lain yang akan masuk ke daerah tertentu yang memiliki jawara penghalang yang biasa digunakan pada acara pernikahan atau besanan.

Prosesi ini berlangsung dengan seni beladiri mempelai pihak laki-laki dengan pihak perempuan. Tidak lupa mereka akan beradu pantun yang berisikan pertanyaan atau tujuan melamar sang wanita.

Tradisi ini dilaksanakan sebelum akad nikah dimulai, rombongan mempelai pria akan dihadang oleh mempelai wanita.